Kompilasi Travel KONYOL
- thesimplehappylife
- Apr 23, 2020
- 6 min read
Note: semua percakapan saya translate ke Bahasa Indonesia agar mudah dimengerti. Ada campuran Bahasa Jawa sehingga lebih masuk suasana. Tindak mengandung kata-kata jorok. Semua tergantung dari imajinasi anda. Selamat membaca :)
Awal kali Petr ke Indonesia bulan Maret tahun 2018. Saya mengajak dia pergi ke Curug Lawe. Sebuah air terjun yang berada di kaki Gunung Ungaran, Semarang. Bagi orang Semarang tempat ini sudah tidak asing lagi.
Sebelum berangkat saya bilang sama Petr "Kamu ke toilet dulu sekarang. Disana itu toiletnya toilet alam. Nggak ada tissue. Kalau perutmu mules, susah nanti"
Dengan gaya seperti anak kecil yang menyepelekan nasehat ibunya, Petr menjawab "Enggak.. enggak.. udalah santai aja..."
"Terserah lah.. kalau dibilangin kok ngeyel."
Cuma saya dan Petr yang ada di dalam hutan Curug Lawe waktu itu. Suasana begitu tenang. Hutan disana masih lebat dan asri. Setelah hiking setengah perjalanan, tiba-tiba Petr bilang mau ke toilet.
"Perutku sakit. Aku mau ke toilet."
"Tuh kan! Aku bilang juga apa! Itu toliet disana. Ini tissuenya kalau butuh."
Dengan gayanya yang seperti anak kecil ngeyel Petr membalas "Aku bisa pakai air. Nggak usah pakai tissue."
Toilet di Curug Lawe masih sangat sederhana. Pintunya cuma dari papan dan lantainya hanya semen. Tapi, sudah ada WC jongkok dan ember yang berisi air. Embernya warna hitam. Bentuknya lingkaran lebar dan tidak tinggi. Kalian bisa kebayangkan gimana bentuknya? Seperti ember-ember yang biasa ada di toilet pom bensin.
"Kamu bisa jongkok nggak?" Saya berteriak dari luar memastikan jika Petr baik-baik saja. Saya takut kalau dia kejebur karena rata-rata orang bule tidak bisa melakukan asian squat.
"Bisa." Jawabnya.
"Tahu cara pakai airnya nggak?" Saya kembali memastikan.
"Tahu tahu.. udahlah kamu diem aja."
Setelah beberapa menit Petr keluar dari toilet dengan wajah sumringah dan bangga karena bisa memakai toilet jongkok tanpa tissue.
"Wahh segarr ya airnya.. sensasinya dingiiiiiin...... sejuuuuuuuk....di kulit."
"Hah? Dingin di kulit?" Saya agak curiga dengan Petr dan mencoba memastikan. "Lho emang kamu tadi gimana cara bilasnya?"
Dengan santai dan polos Petr menjawab "Ya itu dong langsung aja aku ceburin ke ember terus aku bilas di dalam ember."
"APAAAAAAA??????????? EDIAAANNNN!!!!!!!!!!!!!" Antara kaget dan geli saya marahi Petr.
"Bukan gitu caranya! Kamu ambil airnya. Bukan kamu yang masuk ke ember. Kalau kayak gitu kotoran pada masuk ke embernya. Nanti orang-orang selanjutnya gimana? Masak mereka mau cuci muka tapi airnya kena kotoran kamu? Terus coba kalau mereka mau basuh mulut gimana?"
"Ahhh bodo amat ahhh... yuk lanjut hiking." Kembali lagi si Petr dengan gayanya yang menggemaskan tidak mau mendengarkan.

Main air di Curug Lawe.
Waktu hari pertama kami sampai di Semarang. Saya menyuruh Petr untuk mandi. Kamar mandi dirumah nenek saya itu ada bak mandi yang cukup tinggi dan lebar. Jadi, kalau ada yang mau nyemplung pasti bisa. Lalu diseblahnya ada shower. Waktu itu, Petr sudah dikamar mandi. Saya menggedor pintu karena mau memberikan handuk. Petr bilang "Buka aja." Lahh saya kan jadi bingung kok suruh dibuka? Sudah mulai merasa ada hal aneh.....
Ketika saya buka, ternyata dia nyebur ke bak mandi dong!!!! saya cuma bisa lihat kepalanya. Dengan cengar-cengir dia menatap saya dan berkata "Enak ya berendam air dingin. Segeeeeeeerrrrrr"
Aduh mas... mas... ampun dah.....saya cuma mengelus dada. Salah saya juga sih tidak saya jelaskan terlebih dulu kalau itu bukan bathup.
Lain hari, ketika perjalanan ke Jogja menggunakan travel, ada ibu-ibu yang duduk disamping saya.
"Anu.. mbak'e dari travel agen mana?"
Saya bingung ketika ibu itu bertanya pada saya. "Maksudnya gimana bu?"
"Lha mbake itu anter tamu bulene to?"
Haduhhhh saya dipikir mbak-mbak tur. Cukup sedikit jengkel awalnya. "Mboten, bu. Niki rencang kulo saking Eropa (Bukan bu, ini teman saya dari Eropa)."
Belum selesai, ibu itu masih kepo. "Lha mbake kerja rewang di Eropa?" Rewang dalam bahasa Jawa artinya pembantu. Jadi saya dikira TKW di Eropa oleh ibu ini.
Antara sebel dan geli. Dalam hati saya bertanya, apa muka saya sekucel itu? Padahal TKW cantik juga banyak seperti Farida Nurhan contohnya. Lalu saya jawab "Mboten bu, kulo sekolah wonten ing Jepang. (Bukan bu, saya sekolah di Jepang.)"
Kemudian ibu itu menjadi bingung. Ibu itu melihat-lihat wajah saya sambil menunjukan ekspresi kurang yakin. "Ohhh mbake jebule pinter ya. Tak sawang-sawang manis. (Oh, mbaknya ternyata pinter ya. Saya perhatikan mbaknya manis.)"
Mulai dari kejadian itu saya sudah kebal disangka sebagai mbak-mbak tour guide atau TKW. Tidak ada rasa jengkel sama sekali. Umumnya dari segi fashion mbak-mbak TKW punya selera warna dan penampilan yang khas. Tidak perlu dijelaskan, kalian sudah bisa membayangkan. Tapi, dibalik penampilan mereka yang khas, saya justru terinspirasi dengan kegigihan mereka seperti para TKW yang saya temui di bandara Hongkong.
Apalagi kalau kalian sering nonton channel Youtube Faridu Nurhan, Joy Skylight, dan mantan TKW lainnya. (Kalau belum baca cerita saat ketemu TKW di Hongkong silahakan dibaca) https://thesimplehappylife.wixsite.com/website-2/post/discover-russia-part-2
Anyway, Saya malah geli dan terhibur kalau disangka TKW. Sering kali malah saya bikin lelucon sekalian.
Waktu itu saya, Petr, mami dan daddy nya pergi ke Nusa Penida. Kami makan siang disuatu warung kecil ditengah hutan.
Si mbok penjual dengan logat Bali yang khas bertanya "Embok dari tour apa? Itu tamunya dari negara mana?"
Sudah saking seringnya disangka sebagai tour guide atau TKW, saya jawab dengan ramah "Oh bukan mbok. Ini majikan saya sama anaknya. Mereka ikut saya liburan ke kampung."
Dengan sangat percaya si mbok kembali berkata "Wahh anak majikannya cakep ya."
Dengan bangga saya memperkenalkan Petr "Iya mbok. Anakan majikan kepincut sama saya."
Sebenarnya saya tidak berniat untuk membohongi orang-orang. Tapi, ketika saya bilang bahwa saya lulusan Jepang, bertemu tunangan saya saat forum edukasi di Russia, dan saya sempat kuliah musim panas di Praha, percayalahhhh banyaaaak sekaliii yang tidak percaya dan selalu terbengong-bengong melihat menampilan saya. Jadi, terkadang ketika saya malas menjelaskan saya iyakan saja kalau saya tour guide atau bahkan TKW.
Saya itu hobby banget sunbathing karena saya gampang stress kalau kekurangan sinar matahari apalagi saat winter. Dan biasanya waktu pulang ke Indonesia, kebetulan banget kulit saya lagi gosong-gosongnya karena habis berjemur. Kakak perempuan saya sambil bercanda berkata "Ihhhh kulitmu ki lho ireng. Njuk rambutmu abang. Wes persis cah cah ning bang jo. (Ihhh kulitmu tu hitam. Rambutmu merah. Sudah mirip anak-anak yang dilampu merah.)"
Petr yang mendengar percakapan kami meminta kakak saya supaya mengartikan ke Bahasa Inggris.
Kemudian Petr menegur kakak saya "Kamu jangan gitu. Erica itu idaman orang-orang Eropa. Cantik dan eksotis."
Kakak saya, tertawa terbahak-bahak. "Koyok ngene ki idaman? Wes ireng, pendek, bantet san. (Seperti ini tu idaman? Sudah hitam, pendek, bantet lagi.)" Kakak saya kemudian menerjemahkan ke Bahasa Inggris.
Petr kembali mendukung saya "Lhoo Erica tu salah satu contoh beauty standar orang-orang Eropa. Pendek, tidak kurus, kulit gelap."
Kakak saya kembali menimpali "Wueeeeekkkkkk"
Bagi kalian yang sering dibully kakaknya seperti saya, percayalah mungkin jodoh kalian adalah bule. hehehe..
Eitssss........ Awalnya saya pikir hanya orang Indonesia yang mengira saya sebagai pembantu. Ternyata enggak dong!!! SEDIH BANGET!!!
Jadi Februari 2020 saya mengajukan partnership long-term resident card di kantor imigrasi Ceko. Sebagai salah satu bagian dari prosedur, ada dua polisi yang datang mengujungi tempat kami tinggal. Mereka bertugas untuk mengecheck bahwa saya dan Petr benar-benar pasangan. Bukan sekedar pasangan palsu yang cuma mau dapetin green card. Karena banyak kasus pura-pura jadi pasangan supaya bisa tinggal di European Union.
Anyway, ada dua polisi datang ke rumah dan itu sekitar pukul 09.30 malam. Maminya Petr yang membukakan pintu. Jadi, ada mami, Petr, saya dan dua polisi. Kemudian si ibu polisi menunjuk Petr dan ibunya. Dengan gaya seorang polisi yang sedang menginterogasi, dia berkata "Jadi, kalian itu suami isteri." Ibu polisi hening sejenak lalu menyimpitkan mata, menatap saya dan berkata "Lalu, kamu siapa? Kamu yang bantu-bantu disini?"
DUAAAARRRRRR!!!! Petr dan mami langsung tertawa.
Petr langsung merangkul saya "Bukan. Ini mami saya. Ini tunangan saya dari Indonesia."
Si ibu polisi dan rekan pak polisinya juga ikut tertawa. Katanya "Ya ampun maaf ya. Ini tu sudah malam. Jadi saya sulit konsentrasi. Saya pikir kamu tadi orang Vietnam yang biasa bantu-bantu."
Jadi, di Ceko memang banyak sekali expat Vietnam. Mereka migrasi ke Ceko di era komunis. Rata-rata memang orang Vietnam di Ceko bekerja di nail salon, tempat pijat, atau buka warung. Dan warungnya itu mirip warung-warung sembako seperti di Indonesia. Bahkan di Ceko juga ada Vietnamese market. Dan bentuknya itu memang pasar-pasar grosir. Tapi, bersih dan tidak kumuh.
Ada satu hal lagi. Waktu saya mengurus health insurance bersama Petr. Ibu pegawainya bertanya "Jadi, tunangan kamu kerjaanya apa? Tukang pijet atau tukang salon kuku?"
Dengan tertawa Petr menjawab "Tunangan saya guru Bahasa Inggris di SD swasta. Dia bukan orang Vietnam. Tapi, orang Indonesia"
Lalu, si ibu pegawai dengan geli meminta maaf "Oh maaf. Saya pikir tadi tunangan kamu orang Vietnam."

Apakah dengan foto ini saya masih terlihat sebagai mbak-mbak tour guide, TKW, tukang pijet, atau mbak -mbak salon kuku? :))
Anyway, tidak peduli bagaimana orang-orang menilai penampilan saya. Tidak perlu saya umbar background pendidikan dan latar belakang saya. Dan meskipun di Indonesia saya sering dibully kakak saya, di Ceko banyak sekali orang Ceko yang mengatakan saya cantik dan memuji warna kulit saya. So, be grateful for how you look! :)
Terima kasih sudah membaca blog saya.
Tidak ada maksud untuk menyakiti siapapun. Mohon mafa jika ada kesalahan dalam menulis.
Jumat, April 24 akan publish cerita mengenai orang Ceko yang katanya sombong dan rasis. Apakah stereotype itu benar?
Don't forget to be happy and grateful today! :)
Comments