Discover Russia-Transit di Hongkong -PART 1
- thesimplehappylife
- Apr 16, 2020
- 6 min read
Updated: Apr 17, 2020
Tiga tahun lalu saya dapat undangan untuk mengikuti forum edukasi di Rusia. Singkat cerita saya memutuskan untuk pergi meski banyak sekali pertimbangan. Seluruh akomodasi di Rusia disediakan oleh pemerintah, kecuali tiket pesawat. Beruntunglah saya mahasiswa kere ini mendapat sponsor dari beberapa professor. Jadi setidaknya 50% tiket pesawat di cover dari sumbangan para professor. Sisanya bayar sendiri dari tabungan hasil kerja bagai kuda.
Pengalaman ke Rusia ini adalah salah satu pengalaman yang paling GILA, NEKAT, tetapi juga paling mengesankan karena saat di Rusia, alam semesta mempertemukan saya dengan seseorang yang Tuhan pilih untuk menjadi pasangan saya.
Ini adalah part 1 dari rentetan pengalaman saya saat menuju Russia dan saat di Russia. Mari simak ceritanya.
Saya menerima undangan untuk ke Rusia satu jam sebelum course registration kampus. Mahasiswa bebas memilih kelas yang mereka mau.Tapi, setelah menerima undangan untuk ke Rusia saya jadi bingung karena harus tidak masuk kelas selama dua minggu. Saya sebenarnya juga tidak mau izin banyak kelas. Tapi, teman saya bilang "Sudah pergi aja ke Rusia. Kapan lagi kamu kesana? Sekalian kamu refreshing habis putus cinta."
Jadi memang pada waktu itu genap dua minggu saya menjadi korban drama perselingkuhan hahaha. Para korban perselingkuhan, keep strong guys! Tuhan akan memberimu yang lebih baik.
Akhirnya dalam waktu kurang dari satu jam saya langsung mengganti seluruh jadwal kelas yang sudah saya siapkan. Panik banget lho mengganti 24 credit cuma dalam waktu satu jam. Bayangin aja kalian harus memilih 12 kelas dan harus kalian sesuaikan sama jadwal part-time job kalian dimana pilihan kelas juga enggak banyak dan kalian bakal cepet-cepetan ambil kelas dengan mahasiswa lain.
Saya kena apes lagi soal visa dan passport. Hidup kok apes terus ya waktu itu hehehe.
Saya harus ke bandara pukul 6.00 esok hari. Tapi, pukul 08.00 malam saya juga belum dapat kiriman passport dari Tokyo. Padahal Post Office untuk ambil paket tutup jam 09.00 malam. Awalnya saya panik sepanik-paniknya. Nggak mau rugi dong sudah beli tiket pesawat dan ganti 24 kredit alias SKS. Tapi apa daya cuma bisa pasrah sepasrah pasrahnya. Eh..... tiba-tiba ada notifikasi kalau paketnya baru aja sampai,maklum telat kena delay karena badai. Saya langsung kejar bus dan akhirnya dapat passport 15 menit sebelum post office tutup. Gila! Kalo nggak ke kejar, bakal ketinggalan pesawat besok pagi.

Tiba di bandara Hongkong sekitar pukul 4 sore. Penerbangan selanjutnya ke Moskow baru besok pagi jam 10. Saya putuskan ke luar imigrasi karena WNI tidak perlu visa Hongkong. Jujur, pada waktu itu badan saya begitu lemas dan hati saya begitu sakit karena baru putus beberapa minggu yang lalu. Pandangan saya kabur dan sulit sekali berkonsentrasi. Pikiran saya penuh dengan kenangan masa lalu.Jiaahhh......... Maklumlah namanya juga habis putus gengs.... kalian pasti juga pernah merasakan hal yang sama.
Tak tahu mau kemana dan tak ada rencana mau nginep dimana, saya putuskan untuk duduk sejenak di bangku besi dekat pintu masuk bandara. Dengan pandangan sayu, saya menarik nafas dalam sambil memakan sebatang sneackers. Tak lama kemudian datanglah cowok bule berambut gelap berbadan tegap dengan ransel besar, lalu duduk di samping saya. Dia nampaknya juga kelelahan dan juga tak tahu mau kemana. Apakah habis putus juga, mas?
Saya pun memulai pembicaraan "Hey, any advice where to visit in Hongkong?"
"Oh hey! No idea. It's my first time here. Actually I am waiting for my tomorrow flight to Alaska. I am Josh by the way" Si cowok bule ini mengajak saya berjabat tangan.
"I am Erica. Nice to meet you. I am also waiting for my flight. I am flying to Moscow tomorrow morning."
Sebut saja namanya Josh. Pria asal Alaska blesteran Irish American dan Nicaraguan. Dia bekerja sebagai tentara Amerika di perbatasan Korea Selatan-Korea Utara. Ya pantas badannya berotot dan tegap. Josh barusan sampai dari India. Dia harus nunggu lebih dari delapan jam di bandara karena backpacknya ketinggalan di India. Makanya dia capek banget karena belum istirahat.
"Are you gonna stay in the airport till tomorrow?" Tanya saya .
"No idea. How about you? " Josh menarik nafas panjang.
" I want to see Hongkong and stay in a cheap hostel. I want to have some adventure! But, I am afraid to go alone because I was at the bus stop and there were some guys catcalling me."
"Alright, let's have an adventure together then!" Josh kemudian berdiri dan menatap saya yang masih terduduk lemas.
"Sure, since you are an army, you lead the way. I am so bad at navigating."
Singkat cerita Josh dan saya pergi ke luar bandara naik bus. Untung di bus ada internet jadi kami bisa cari alamat hostel murah. Bukan saya modus mau pergi sama mas tentara yang hot ini. Tapi, memang saya takut pergi sendirian karena pada waktu mencoba keluar bandara pertama kali banyak cowok-cowok India keling yang godain saya. Tidak bermaksud rasis sama sekali guys.
Waktu buka booking.com saya kaget! Gila ternyata hostel di hongkong mahal banget! Saya nggak nemu hostel bunkbed yang masih available. Akhirnya kami pilih hostel di tower yang penuh orang Asia Selatan.
"My friends say don't recommend staying in that tower." Josh nggak yakin mau tinggal di hostel tower itu.
"No other choice man. It's the cheapest place." Tapi gimana lagi, namanya juga mahasiswa kere.
"Okay."
Kita sampai di tower. Bingung banget muter-muter cari gimana cari hotelnya. Towernya itu agak kumuh. bentuknya lebih mirip pasar. Bau dupa dan bunga sesaji sangat menyengat. Suasananya serem karena hampir semua orang disana cowok-cowok India yang mukanya garang dan berkumis. Saya nggak bermaksud rasis. Saya apa adanya. Kalo yang suka nonton film India, ada pak polisi yang gendut item, kumisan, dan mukanya serem. Nahhh, di lantai satu tower itu isinya kaya begitu semua. Bayangin kalau kalian cewek sendirian jalan disana. hmmmmmmm.
Saya takut banget karena semua cowok lihatin saya. Udah gitu jalan nya sempit lagi. Jadi cuma bisa jalan satu per satu. Si Josh tahu kalo saya takut. Dengan bahasa tubuhnya dia suruh saya jalan mepet dibelakangnya persis.
Muter-muter akhirnya ketemu hotelnya di lantai berapa ya saya lupa.
Waktu bilang sama resepsionisnya kalo kita minta dua kamar dan nunjukin harga di booking.com
Eh mas-mas India si resepsionis malah bilang
"Sorry mam, the price on booking. com has not been updated yet."
Katanya harga di booking.com belum di update dan ternyata harga yang asli lebih mahal dua kali lipat! Kampret!
"Why didn't the hostel update it, then? I don't bring a lot of cash." Saya jengkel karena saya nggak tarik banyak dari ATM dan uang saya mepet banget. Maklum mahasiswa kere.
"We have another solution, we can offer you one room with two beds."
"Oh noo..." Saya menghela nafas dan kaget karena saya baru kenal sama Josh beberapa jam lalu di bandara. Masa ditawarin satu kamar dua beds? Saya nggak maulah satu kamar sama stranger. Tapi gimanalagi beneran cash saya nggak cukup. Masak saya mau tidur ngemper di jalanan?
"So, what are you gonna do?" Tanya Josh santai yang masih berdiri di seblah saya.
"Do you want to stay in another and a better hotel? we can stay at Holiday-Inn?" Sebenernya saya nggak kuat bayar Holiday-Inn. Tapi apa boleh buat demi kemaanan saya rela pakai credit card meski saya harus kerja bagai kuda untuk bayar tagihannya.
"I don't mind to stay anywhere, but it's you who said you want to stay in a cheaper place." Josh menjawab santai.
"Okay, sure. I have no other choice, we stay in the same room, but please, don't do anything to me."
"Yes of course, you got my words."
Jujur saya deg-degan. Tapi ya udalah bodo amat. Lagipula saya tidak pernah ada niat jahat sama orang lain. Dan saya percaya karma.
Akhirnya saya pesan satu kamar dua kasur. Waktu diantar menuju kamar saya kaget betapa sumpeknya bangunan di Hongkong. Hostel ini lebih mirip seperti rumah susun. Jalannya super sempit. Saya maklum karena harga properti di Hongkong sangat mahal.
Waktu kamar dibuka..duaarrrrr............... lahhhhhhh kok kasurnya cuma satu??
Kamarnya kecil banget. Waktu pintu dibuka langsung nabrak meja kecil. Kasurnya cuma satu kecil seukuran kasur single besar dikiiiiiiiiiiiiiiiittttttttt.
Saya marah gregetan sama mas India resepsionisnya
"You said there are two beds? Where is another one?"
"We are sorry mam, but it is the only one we have. It is one bed but with the size of two people."
"No, you are not sorry!" Kasur sekecil itu dibilang ukuran dua orang? Kalo orangnya sekecil biting iya mas. Masalahnya saya itu ukuran biting alias babi glinting masssss..........saya gregetan banget. Tapi, apa boleh buat lah. Uwes kasep kata wong Jowo bilang.
Josh dari tadi cuma santai dan tersenyum lihat saya yang terus marah-marah.
"I just broke up with my boyfriend. I have tons of homework from school and now I have to deal with that man!"
"Calm down, at least we've got a place to stay. It's better than staying on the street. Let's have a walk around the city!"

Berlanjut ke part 2 ya. Akan di posting Jumat, April 17.
Terima kasih telah membaca. Don't forget to be happy and grateful today. :)
Yo, about your “ex”, he never cheated on you cause you never been in a relationship lmao