top of page
Search

Discover Russia - PART 2

  • thesimplehappylife
  • Apr 17, 2020
  • 7 min read

Yang belum membaca PART 1 disarankan untuk membaca terlebih dahulu.


Suasana di Hongkong tak jauh berbeda dengan negara Asia Timur lainnya. Banyak gedung-gedung pencakar langit dan gedung-gedung tinggi diihasi lampu gemerlap iklan dan baliho. Banyak pejalan kaki berlalu lalang. Saya dan Josh tidak banyak menghabiskan waktu di pusat kota Hongkong. Kami hanya makan mie pangsit disebuah warung kecil lalu berjalan-jalan mengitari pertokoan sambil ngobrol santai.


Hari semakin larut dan kami putuskan untuk kembali ke hostel. Ini nih.... maze runner dimulai. Kami bingung mencari lantai berapa hostel tadi. Kalau bisa dibayangkan hostel ini ada didalam sebuah tower besar. Saya lupa nama towernya. Towernya tinggi dan didalamnya dibagi-bagi lagi menjadi beberapa block A,B,C,dst. Bodohnya lagi kami tidak tahu block hostel tadi.Kebayangkan kalau kalian parkir mobil di mall tapi lupa parkir di block dan lantai berapa?

Alhasil kami habiskan waktu setengah jam muter-muter. Lhohh lhaa ini kan mas India resepsionis tadi? Untung banget ketemu si mas India. Barulah kami diantar menuju hostel.


Untuk mempersingkat cerita, semua baik-baik saja. Josh orang yang sangat baik dan mengormati wanita. Apalagi dia bilang sayang banget sama ibu dan adek perempuannya. Dia juga percaya apabila dia lakukan hal buruk pada wanita, adek perempuannya akan terkena karma.





Kami tiba dibandara pukul 06.00 pagi. Tak banyak menghabiskan waktu bersama, kami mengucapkan salam perpisahan. Sedangkan Josh sudah melanjutkan perjalanannya ke Alaska, saya masih bengong memandangi restoran yang masih tutup. Manalagi perut sudah kroncongan.

Tiba-tiba ada ibu-ibu yang memanggil saya sambil mendekat. "Mbak! Mbak! Orang indo to?"

"Iya bu."

"Asale darimana? Mau kemana ini?"

"Dari Semarang bu. Ini saya masih nunggu check-in mau ke Moskow." Dari logatnya saya tahu jelas ibu ini sesama orang Jawa.

"Udah sarapan belum? Sini ayo, mau beli nasi rames ndak?" Dengan logat medhok nya ibu ini menunjuk kearah segerombolan TKW yang duduk diemperan dekat pintu masuk. Para TKW itu membawa sekeranjang nasi bungkus khas indonesia yang dibungkus dengan kertas minyak coklat dan kerupuk warna-warni yang sudah diplastik kecil-kecil. Makanan itu mereka taruh di troli yang biasa digunakan untuk menaruh koper. Karena memang saya rindu makanan Indonesia, saya beli satu bungkus nasi rames.


Saya duduk diemperan bersama para TKW. Kami makan bersama-sama karena sebagian dari mereka juga belum sarapan. Tidak ada perasaan yang aneh karena juga banyak turis lain yang duduk di emperan karena bangku sudah penuh. Security juga tidak menegur kami karena kami tidak memenuhi dan mengotori jalanan.

Kami saling bertukar cerita. Saya sangat terharu mendengarkan dan melihat perjuangan mereka untuk menafkahi keluarga di kampung. Jualan nasi rames ini hanya kerjaan sampingan selain menjadi pembantu. Banyak dari mereka yang ditinggal minggat suaminya. Ada juga yang suaminya cuma bisa berjudi dan mabuk-mabukan. Disaat hari-hari saya kelabu, cerita perjuangan ibu-ibu TKW inilah menjadi penguat saya untuk bangkit.

"Belajar yang giat ya ndhuk. Biar jadi orang sukses. Kalau sudah sukses jangan lupa sama orang yang dibawah." Ujar salah satu dari mereka.

Saya berpamitan dan mencium tangan mereka satu persatu. Meminta doa dan restu dari mereka yang biasa dipandang sebelah mata.




Cerita saat di Russia dimulai.

Forum edukasi diselenggarakan di Sochi. Letaknya cukup jauh dari Moskow. Sochi berbatasan dengan Georgia dan Laut Hitam. Jadi lebih dekat dengan Turki dan Timur Tengah daripada dengan Eropa. Iklimnya pun seperti mediteran. Udaranya sejuk karena disebelah Laut Hitam. Banyak pohon semacam pohon palm. Bangunan disana tua ala komunis. Bangunan komunis hanya berbentuk kotak dan semua bangunan bentuk dan catnya sama. Sangat kontras dengan bangunan pencakar langit di Hongkong.


Sudah tiga hari di Sochi dan mengikuti edukasi forum, tapi saya belum bisa menikmati segala kegiatan karena belum bertemu teman yang bisa nyambung. Sempat satu perjalanan dengan dua delegasi Indonesia dari Hongkong menuju Moskow. Tapi, mereka harus mengikuti event lain sebelum menuju ke Sochi.


Malam hari sebelum tidur, saya mengecheck jadwal forum-forum yang bisa didatangi esok hari. Saya lihat ada motivator terkenal Nick Vujicic yang akan memberikan sesi "Life Motivation". Motivator yang tidak punya kaki dan tangan. Kalau kalian pernah lihat video motivator disabled yang bisa berenang. Nah itu dia!

Saya langsung semangat memasang alarm supaya bisa bangun pagi dan kebagian kursi. Malam sebelum tidur, saya berdoa "Tuhan, jika Engkau kehendaki kirimkanlah seseorang yang bisa membantu membuatku bahagia dan tersenyum kembali"

Saya tidak berdoa minta jodoh. Mana ada minta jodoh sekolah saja belum lulus. Saya cuma berdoa agar ada seseorang yang mampu membuat saya tersenyum dan mebangkitkan semangat saya kembali. Entah itu teman, atau TKW lagi atau siapapun. Saya hanya butuh teman ngobrol saat itu.


Petualangan dimulai.......


Saya ambil shuttle bus yang paling pagi dari hotel menuju ke conference hall. Kira-kira waktu itu pukul 06.30. Jarak dari hotel ke conference hall itu cukup jauh sekitar kurang lebih 20 sampai 30 menit.

Hotel yang disedakan bukan hotel layaknya Seraton atau Crown Plaza, tapi lebih mirip dengan dormitory. Jadi sebuah kompleks besar ada banyak bangunan disana. Karena pesertanya dari banyak negara jadi tempat kami tinggal dipisahkan berdasarkan kontinen. Misalkan peserta dari Asia Tenggara satu gedung. Kompleks lain ada delegasi dari kontinen lain.


Anyway, setelah beberapa menit perjalanan. Entah itu ada dimana, tiba-tiba busnya berhenti dong! Aduh gimana nih....mana lagi orang Russia nggak bisa Bahasa Inggris. Satu bus itu orang Russia semua. Saya sudah panik gimana nih nggak tahu jalan! Kenapa apes lagi apes lagi..... Waktu saya nengok ke belakang, eh ada mas-mas bule yang brunnete alias berambut coklat. Dan diseblahnya duduk mbak-mbak India. Bukan bermaksud rasis tapi biasanya orang Russia rambutnya pirang atau terang.

"Hey, can you speak English?" Saya bertanya sama mas-mas bule ini.

"Of course, I am not Russian." Jawab mas bule. Ya ampun rasis amat saya berkata dalam hati.

"I am going to the conference hall, but I don't know how to go there."

"Me too!" Sambung mbak India.

"I know how to go there. Let's walk together." Si mas bule dengan semangat mengajak kami pergi bersama.


Akhirnya kami bertiga bersama-sama berjalan menuju conference hall yang letaknya kurang lebih 30 menit jalan kaki.

Selama perjalanan saya ngobrol banyak dengan mbak India yang sudah lama tinggal di London. Dia keren banget! Ternyata dia cofounder Erase All Kittens. Itu game coding untuk anak-anak. Dan si mbak udah sering jadi pembicara TEDx.

Waktu itu saya lagi males banget ngomong sama cowok. Apalagi sama si bule ini. Dandananya cupu banget tampilannya kayak nerd gitu. Tapi, mungkin karena kasihan sama bule yang selalu dikacangin, si mbak India ini memulai pembicaraan.

"So, what's your name?"

"Petr."

"Where are you from?"

"Czech Republic."


Dalam hati saya cukup terkejut. Jadi, tiga hari sebelum saya berangkat ke Russia, saya ke kampus dan bertemu dengan kakak kelas dari Uzbekistan. Namanya Barno dan sekarang dia sudah jadi Youtuber famous. Anyway, Barno bilang sama saya

"Erica, you should apply for a summer program at Charles University, Prague. They will give you a scholarship. You only need to pay the flight ticket."

"Prague? Where is it?"

"It's in Czech Republic." Saya tambah bingung saat Barno bilang Republik Ceko. Praha dimana aja saya nggak tahu hehe. Maklmum orang ndesoo....

"Where the hell is Czech Republic?" Saya tanya sambil garuk-garuk kepala.

"It's next to Germany. You should apply! It's your dream to study in Europe right? You will love it! I did it last year." Barno dengan semangat memotivasi saya untuk daftar program beasiswa ini.

"Okay, I will try. Thank you for the info." Saya sebenernya nggak yakin mau daftar karena saya tidak tahu banyak tentang Ceko dan saya tidak kenal siapa-siapa disana.


Waktu sampai di conference hall Petr minta Facebook kami. Katanya buat keep in touch. Sebenernya males banget sih mau ngasih Facebook ke dia. Tapi ya udahlah dia juga baik mau nunjukin jalan ke conference hall.


Waktu selesai life motivation, saya merasa jauh begitu lebih baik. Merasa legowo kalo orang jawa bilang. Bahagia, pasrah, dan siap memulai lembaran baru. Nah tiba-tiba Petr chat facebook saya dan mengajak lunch bareng pukul 2 siang. Jujur waktu itu saya lagi ingin sendiri.

Jadi saya tolak pelan."Thank you for inviting me, Petr. But, I am so hungry now. So, I think I will go now."

Bukannya malah ngerti kalo itu adalah kode penolakan, eh dia malah bilang

"I can eat now. It doesn't matter for me."

Akhirnya saya coba tolak lagi secara halus."But, I am not in the conference hall now. I am in another building and it's pretty far from where you are. I will go alone, it's fine."

Masih nggak mudeng lagi nih cowok. Dia malah bilang

"It's okay! I will pick you up. Where are you?"


Ya udahlah apa boleh buat. Lagian nggak salah juga kalau cuma lunch bareng. Siapa tahu si Petr juga lagi butuh teman. Akhirnya kami lunch bareng. Sebenernya nggak cuma kami berdua. Tapi, saya juga bawa dua teman lain. Setelah lunch, ternyata dua teman saya ingin ke pusat kota. Akhirnya tinggal saya dan Petr.


"Do you want to take a walk by the Black sea?" Petr bertanya pada saya.

"Sure." Saya mulai mencairkan hati. Kasihan juga saya sama dia yang selalu mencoba berbaik hati.


Kami bersantai di tepian laut Hitam. Menikmati sinar matahari dan angin yang berhembus sepoi-sepoi.

Kami berbincang panjang lebar.

"I have got something for you." Petr mengambil sesuatu dari kantongnya. "It's dark choclate."

Wahhh so sweet banget dia perhatian banget dan masih ingat pembicaraan kami tadi pagi kalo saya pecinta dark chocolate. Tapi kok coklatnya udah rompal begini? Bungkusnya udah lecek lagi. Belum sempet ngomong, Petr sudah nyletuk.

"I bought the wrong chocolate. I thought it's milk chocolate. I don't like it. So you can have it."

Dasarrrr!!! Saya sudah GR!!!!! Cuma dikasih coklat sisa yang udah digigit dong!!! Saya yang GR atau emang dia yang mau PDKT tapi nggak modal.


Tingkahnya Petr sangat polos dan konyol jadi membuat saya selalu tertawa dan geli. Saya lihat kok dari tadi Petr membawa topi caping yang biasa dipakai tukang becak sama petani.

"Isn't that the Asian hat? Why are you bringing that?" Tanya saya bingung.

Dengan bangga Petr memakai caping itu di kepalanya sambil berjalan menelusuri tepian laut Hitam. "It's the coolest hat I have ever seen you know! It's so beautiful!! I bought it during the Vietnam session. This hat is for my grandpa. He's gonna love it!"

Saya cuma ngelus dada... karepmu lahh mas mas...


Singkat cerita, saya dan Petr menghabiskan waktu keliling pusat kota Sochi selama hari-hari berikutnya.

Kami pergi ke gunung yang katanya bagus untuk skiing. Tapi, karena saya hanyalah mahasiswa kere waktu itu. Jadi, kami berdua hanya menghabiskan waktu dan menikmati pemandangan di lereng gunungnya saja.

Di lereng gunung itu ada sebuah alun-alun kecil seperti tempat bermain. Ada komedi putar dan toko-toko souvenir. I love Russia soooo much!! Orang-orang di Sochi begitu ramah. Beberapa kali orang-orang minta foto dengan saya. Katanya saya cantik dan kulitnya bagus. Ya elahh ini kulit gosong kena sunburnt sisa musim panas. Kata mama saya kaya anak-anak lampu merah. Eh di Sochi, saya dibilang cantik. Orang Jawa bilang kewolak-walike jaman.

Si mbah bule minta foto sama saya. Yang motoin isterinya.



Saya dan Petr berteman sangat baik. Dia mengunjungi Indonesia dua kali dan saya bersekolah di Praha saat musim panas tahun 2018. Hingga akhirnya kami memutuskan menuju jenjang yang lebih serius.


Petr yang saya temui di dalam bus saat di Russia adalah tunangan saya sekarang. Petr beserta orangtuanya menemui keluarga besar di Indonesia, meminta ijin untuk membawa saya ke Ceko pada Mei tahun lalu. Sudah hampir satu tahun saya tinggal bersama keluarganya di Ceko dan bekerja disini.

Semua orang yang kita temui dan semua kejadian selalu memiliki maksud dan tujuan. Sekecil apapun itu, everything always happens for a reason.


Terima kasih sudah membaca blog saya.

Kamis, April 23, saya akan publish kompilasi pengalaman-pengalaman konyol saat travel bersama Petr di Indonesia. Semua percakapan akan ditulis dengan Bahasa Indonesia agar lebih mudah dipahami. :)


Don't forget to be happy and grateful today! :)



Comments


  • instagram
  • facebook
bottom of page